Penamaan Dukuh Bulupitu

Dukuh Bulupitu merupakan permukiman terakhir di wilayah Desa Bedagung, terletak sekitar empat kilometer dari pusat pemerintahan desa dan hanya berjarak setengah kilometer dari Dukuh Sijaha. Di Dukuh ini, permukiman warga terbagi dalam tiga rumpun. Rumpun pertama berada di pinggir jalan masuk Dukuh, menjadi titik awal perjumpaan dengan kehidupan warga Bulupitu. Rumpun kedua menampilkan pola permukiman yang lebih bergerombol, mencerminkan kedekatan antar keluarga. Sementara itu, rumpun ketiga berada di bagian paling atas dari Dukuh ini, sebuah permukiman kecil yang hanya terdiri dari tujuh rumah. Di balik rumah-rumah tersebut, Hutan Sikendo berdiri menjulang, menghadirkan latar hijau yang menjadi bagian tak terpisahkan dari lanskap dan kehidupan masyarakat setempatDukuh Bulupitu merupakan permukiman terakhir di wilayah Desa Bedagung, terletak sekitar empat kilometer dari pusat pemerintahan desa dan hanya berjarak setengah kilometer dari Dukuh Sijaha. Di Dukuh ini, permukiman warga terbagi dalam tiga rumpun. Rumpun pertama berada di pinggir jalan masuk Dukuh, menjadi titik awal perjumpaan dengan kehidupan warga Bulupitu. Rumpun kedua menampilkan pola permukiman yang lebih bergerombol, mencerminkan kedekatan antar keluarga. Sementara itu, rumpun ketiga berada di bagian paling atas dari Dukuh ini, sebuah permukiman kecil yang hanya terdiri dari tujuh rumah. Di balik rumah-rumah tersebut, Hutan Sikendo berdiri menjulang, menghadirkan latar hijau yang menjadi bagian tak terpisahkan dari lanskap dan kehidupan masyarakat setempat
Seperti Dukuh lainnya, Dukuh Bulupitu juga memiliki cerita tentang asal-usul penamaannya. Menurut penuturan Sesepuh Dukuh Bulupitu, Bapak Bari, nama Bulupitu berasal dari pohon bulu yang memiliki tujuh akar, dalam bahasa Jawa disebut pithu. Pohon tersebut menjadi tempat persembunyian bagi seorang tokoh penting, yaitu Eyang Hidayatjati, ada juga yang menyebutnya Wijayajati. Pohon bulu dengan tujuh akar itulah yang kemudian menjadi asal mula nama BuluPitu. Para sesepuh menceritakan bahwa pada masa kerajaan Mataram, Eyang Hidayatjati, seorang tokoh zaman Kerajaan Mataram, Versi lain menyebut zaman Wali, bersembunyi di hutan di bawah pohon bulu tersebut untuk menghindari pengejaran. Eyang Hidayatjati memiliki istri Dewi Lara Manis, dan mereka dikaruniai seorang anak bernama Serna.Seperti Dukuh lainnya, Dukuh Bulupitu juga memiliki cerita tentang asal-usul penamaannya. Menurut penuturan Sesepuh Dukuh Bulupitu, Bapak Bari, nama Bulupitu berasal dari pohon bulu yang memiliki tujuh akar, dalam bahasa Jawa disebut pithu. Pohon tersebut menjadi tempat persembunyian bagi seorang tokoh penting, yaitu Eyang Hidayatjati, ada juga yang menyebutnya Wijayajati. Pohon bulu dengan tujuh akar itulah yang kemudian menjadi asal mula nama BuluPitu. Para sesepuh menceritakan bahwa pada masa kerajaan Mataram, Eyang Hidayatjati, seorang tokoh zaman Kerajaan Mataram, Versi lain menyebut zaman Wali, bersembunyi di hutan di bawah pohon bulu tersebut untuk menghindari pengejaran. Eyang Hidayatjati memiliki istri Dewi Lara Manis, dan mereka dikaruniai seorang anak bernama Serna.
" Pohon Mbulu menjadi tempat persembunyian Eyang Hidayatjati memiliki tujuh akar "
Komentar baru terbit setelah disetujui Admin