Ladang dan Persawahan

03 Agustus 2025
Administrator
Dibaca 18 Kali
Ladang dan Persawahan

     Selain kawasan hutan, potensi lahan lain di Desa Bedagung terdapat pada area ladang dan persawahan dengan total luas mencapai 64,7 hektar. Lahan tersebut terbagi menjadi dua kategori utama, yaitu lahan persawahan dan ladang pertanian.Selain kawasan hutan, potensi lahan lain di Desa Bedagung terdapat pada area ladang dan persawahan dengan total luas mencapai 64,7 hektar. Lahan tersebut terbagi menjadi dua kategori utama, yaitu lahan persawahan dan ladang pertanian.

     Tahun 2019 tercatat sebagai tahun terakhir masyarakat menanam padi di lahan persawahan. Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara biaya produksi dan hasil panen, yang membuat kegiatan budidaya padi tidak lagi menguntungkan. Sejak saat itu, petani beralih memanfaatkan lahan untuk menanam jagung dan singkong, terutama di musim kemarau, yang dinilai lebih adaptif terhadap kondisi lahan dan iklim. Sedangkan ladang dimanfaatkan untuk tanaman sengon, dan rumput pakan ternak.Tahun 2019 tercatat sebagai tahun terakhir masyarakat menanam padi di lahan persawahan. Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara biaya produksi dan hasil panen, yang membuat kegiatan budidaya padi tidak lagi menguntungkan. Sejak saat itu, petani beralih memanfaatkan lahan untuk menanam jagung dan singkong, terutama di musim kemarau, yang dinilai lebih adaptif terhadap kondisi lahan dan iklim. Sedangkan ladang dimanfaatkan untuk tanaman sengon, dan rumput pakan ternak.

     Adapun pembagian blok persawahan di Desa Bedagung meliputi:

     Beberapa jenis tanaman yang menjadi potensi utama di area ladang dan sawah Desa Bedagung antara lain sebagai berikut :Beberapa jenis tanaman yang menjadi potensi utama di area ladang dan sawah Desa Bedagung antara lain sebagai berikut :

  1. Jagung
          Masyarakat Desa Bedagung banyak beralih menanam jagung karena metode penanaman dan perawatannya yang relatif mudah serta biaya yang lebih ekonomis dibandingkan padi. Sebagai contoh, pada lahan seluas 1.284 m², petani tidak perlu membeli benih, melainkan menggunakan benih dari hasil panen sebelumnya. Untuk pemupukan, digunakan pupuk atau mes merah dan putih sebanyak 50 kg dengan biaya sekitar Rp 150.000.Masyarakat Desa Bedagung banyak beralih menanam jagung karena metode penanaman dan perawatannya yang relatif mudah serta biaya yang lebih ekonomis dibandingkan padi. Sebagai contoh, pada lahan seluas 1.284 m², petani tidak perlu membeli benih, melainkan menggunakan benih dari hasil panen sebelumnya. Untuk pemupukan, digunakan pupuk atau mes merah dan putih sebanyak 50 kg dengan biaya sekitar Rp 150.000.
         Hasil panen dari lahan tersebut berkisar antara 10–15 karung jagung kulitan, atau sekitar 500–550 kg. Jagung putih biasanya dijual dalam bentuk biji kering, dengan harga jual terakhir berada pada kisaran Rp 3.500–4.000 per kilogram.Hasil panen dari lahan tersebut berkisar antara 10–15 karung jagung kulitan, atau sekitar 500–550 kg. Jagung putih biasanya dijual dalam bentuk biji kering, dengan harga jual terakhir berada pada kisaran Rp 3.500–4.000 per kilogram.
         Sebagian besar petani mengelola lahan secara mandiri, namun untuk lahan yang lebih luas, mereka menggunakan jasa buruh macul dengan tarif Rp 60.000 per hari, serta biaya tenaga tanam (nandur) dengan tarif Rp 50.000 per orang per hari. Sistem ini dinilai efisien dan sesuai dengan kondisi ekonomi masyarakat setempat.Sebagian besar petani mengelola lahan secara mandiri, namun untuk lahan yang lebih luas, mereka menggunakan jasa buruh macul dengan tarif Rp 60.000 per hari, serta biaya tenaga tanam (nandur) dengan tarif Rp 50.000 per orang per hari. Sistem ini dinilai efisien dan sesuai dengan kondisi ekonomi masyarakat setempat.
  2. Singkong
         Sebagian masyarakat Desa Bedagung memanfaatkan lahan ladang untuk menanam singkong, yang umumnya digunakan untuk kebutuhan konsumsi keluarga. Budidaya dilakukan secara sederhana, dengan menanam singkong di sela-sela tanaman tegakan yang sudah ada di lahan mereka. Selain mudah dibudidayakan, singkong juga dikenal sebagai tanaman yang tahan terhadap perubahan iklim, sehingga menjadi pilihan tepat dalam mendukung ketahanan pangan rumah tangga.Sebagian masyarakat Desa Bedagung memanfaatkan lahan ladang untuk menanam singkong, yang umumnya digunakan untuk kebutuhan konsumsi keluarga. Budidaya dilakukan secara sederhana, dengan menanam singkong di sela-sela tanaman tegakan yang sudah ada di lahan mereka. Selain mudah dibudidayakan, singkong juga dikenal sebagai tanaman yang tahan terhadap perubahan iklim, sehingga menjadi pilihan tepat dalam mendukung ketahanan pangan rumah tangga.
          Sebagai contoh, pada lahan seluas 5.000 m² yang ditanami sekitar 300 pohon tegakan, petani dapat menghasilkan sekitar 2 kwintal (200 kg) singkong sekali panen.Sebagai contoh, pada lahan seluas 5.000 m² yang ditanami sekitar 300 pohon tegakan, petani dapat menghasilkan sekitar 2 kwintal (200 kg) singkong sekali panen.
         Selain menanam tanaman palawija, masyarakat Desa Bedagung juga memanfaatkan area ladang untuk menanam tanaman tegakan seperti cengkeh, sengon, dan saman. Tanaman-tepakan tersebut memberikan nilai ekonomis yang cukup baik dan menjadi sumber pendapatan tambahan bagi keluarga petani.Selain menanam tanaman palawija, masyarakat Desa Bedagung juga memanfaatkan area ladang untuk menanam tanaman tegakan seperti cengkeh, sengon, dan saman. Tanaman-tepakan tersebut memberikan nilai ekonomis yang cukup baik dan menjadi sumber pendapatan tambahan bagi keluarga petani.