Perdagangan Hasil Bumi

05 Agustus 2025
Administrator
Dibaca 24 Kali
Perdagangan Hasil  Bumi

     Perdagangan hasil  bumi di wilayah Desa Bedagung dan sekitarnya masih berlangsung secara tradisional, dengan peran penting dari para pengepul lokal. Komoditas utama yang diperdagangkan meliputi hasil pertanian dan perkebunan rakyat seperti kopi dan glagah (biasa dimanfaatkan untuk bahan kerajinan pembuatan sapu lantai).Perdagangan hasil  bumi di wilayah Desa Bedagung dan sekitarnya masih berlangsung secara tradisional, dengan peran penting dari para pengepul lokal. Komoditas utama yang diperdagangkan meliputi hasil pertanian dan perkebunan rakyat seperti kopi dan glagah (biasa dimanfaatkan untuk bahan kerajinan pembuatan sapu lantai).

     Untuk komoditas kopi, para petani di wilayah Dukuh Sijaha dan Bedagung masih mengandalkan pengepul sebagai penghubung denganUntuk komoditas kopi, para petani di wilayah Dukuh Sijaha dan Bedagung masih mengandalkan pengepul sebagai penghubung dengan pasar yang lebih luas. Di Dukuh Sijaha, terdapat 3 orang pengepul kopi aktif, sementara di Dukuh Bedagung terdapat 4 pengepul. Adapun di Bulupitu, menjual hasil panen kopi ke pengepul Dukuh Sijaha.pasar yang lebih luas. Di Dukuh Sijaha, terdapat 3 orang pengepul kopi aktif, sementara di Dukuh Bedagung terdapat 4 pengepul. Adapun di Bulupitu, menjual hasil panen kopi ke pengepul Dukuh Sijaha.

     Sementara itu, untuk komoditas glagah, wilayah Sijaha tercatat sebagai pusat perdagangan dengan 5 pengepul glagah aktif. Di Bulupitu, terdapat 2 pengepul glagah, yang menunjukkan adanya aktivitas produksi meskipun dalam skala lebih kecil. Berbeda dengan dua wilayah tersebut, di Bedagung tidak ditemukan pengepul glagah, yang mengindikasikan bahwa tanaman glagah belum menjadi komoditas penting di wilayah ini.Sementara itu, untuk komoditas glagah, wilayah Sijaha tercatat sebagai pusat perdagangan dengan 5 pengepul glagah aktif. Di Bulupitu, terdapat 2 pengepul glagah, yang menunjukkan adanya aktivitas produksi meskipun dalam skala lebih kecil. Berbeda dengan dua wilayah tersebut, di Bedagung tidak ditemukan pengepul glagah, yang mengindikasikan bahwa tanaman glagah belum menjadi komoditas penting di wilayah ini.

  •       Kopi
         Berdasarkan hasil perhitungan dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bersama petani kopi Desa Bedagung, total produksi biji kopi basah pada kondisi panen normal mencapai sekitar 157,7 ton per tahun. Dengan harga jual rata-rata sebesar Rp11.000 per kilogram, nilai ekonomi dari kopi dalam satu musim panen biasa diperkirakan mencapai Rp1.734.700.000. Angka ini menunjukkan bahwa, tanpa menunggu musim panen raya sekalipun, kopi telah menjadi sumber penghasilan yang cukup besar bagi masyarakat desa. Hal ini mencerminkan bahwa komoditas kopi memiliki peran penting dalam menopang ekonomi rumah tangga, terutama bagi keluarga petani yang menggantungkan hidup dari hasil bumi.Berdasarkan hasil perhitungan dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bersama petani kopi Desa Bedagung, total produksi biji kopi basah pada kondisi panen normal mencapai sekitar 157,7 ton per tahun. Dengan harga jual rata-rata sebesar Rp11.000 per kilogram, nilai ekonomi dari kopi dalam satu musim panen biasa diperkirakan mencapai Rp1.734.700.000. Angka ini menunjukkan bahwa, tanpa menunggu musim panen raya sekalipun, kopi telah menjadi sumber penghasilan yang cukup besar bagi masyarakat desa. Hal ini mencerminkan bahwa komoditas kopi memiliki peran penting dalam menopang ekonomi rumah tangga, terutama bagi keluarga petani yang menggantungkan hidup dari hasil bumi.
         Pada musim panen raya, jumlah produksi dapat meningkat hingga dua kali lipat, yakni mencapai 315 ton, yang tentu saja berpotensi mendatangkan nilai ekonomi lebih tinggi. Namun demikian, capaian dalam kondisi normal saja sudah membuktikan bahwa kopi adalah salah satu komoditas unggulan yang layak untuk terus dikembangkan.Pada musim panen raya, jumlah produksi dapat meningkat hingga dua kali lipat, yakni mencapai 315 ton, yang tentu saja berpotensi mendatangkan nilai ekonomi lebih tinggi. Namun demikian, capaian dalam kondisi normal saja sudah membuktikan bahwa kopi adalah salah satu komoditas unggulan yang layak untuk terus dikembangkan.